Mewarisi Kekayaan Sorgawi sebagai Pengharapan Gereja
Pokok di atas merupakan tema khotbah PGI Wilayah DKI pada beberapa tahun lalu. Khotbha dengan tema: Mewarisi kekayaan sorgawi sebagai
pengharapan Gereja sebagaimana yang dimaksud, telah saya bawakan dalam salah satu gereja anggota PGI di wilayah Pondok Gede.
Nats Khotbah diambil dari Markus , 10 : 17 – 31
Data-data ttg tema:
Ayat 17 :
Pertanyaan dari seorang (menurut Lukas, 18:18 seorang
pemimpin, pemuda yang kaya) yang berlari-lari kepada Yesus, sambil berlutut di hadapan-Nya
ia bertanya:
Guru yang baik, apa yang
harus kuperbuat untuk memperoleh hidup
yang kekal?
Tindakan pemuda kaya yang
ber lari-lari dan berlutut di hadapan Yesus
menunjukkan akan adanya kesungguhan dan rasa hormat. Tetapi sebutan guru
yang baik adalah sapaan yang sangat ganjil yang sama sekali tidak dikenal di
antara orang Yahudi sebagai sebutan orang seorang Guru. Mungkin sebutan itu
dimaksud sebagai suatu pujian yang berlebih-lebihan.
Sedangkan hidup yang kekal
dalam gagasan orang muda yang kaya ini mungkin memiliki arti eskatologis, yaitu
hidup di akhirat, yang akan diwarisi orang.
Jawaban
Ayat 18:
Mengapa kaukatakan Aku
baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja. Ayat 19. Engkau
tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah,
jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang,
hormatilah ayahmu dan ibumu.
Ayat 20. Kata orang itu
(yang bertanya) kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa
mudaku.
Ayat 21. Tetapi Yesus
memandang dia (orang yang bertanya) dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata
kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kau miliki
dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian
datanglah kemari dan ikutlah Aku.
Ayat 22. Mendengar
perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak
hartanya [di bumi]
Ayat 23. Alangkah sukarnya
orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Ayat 24. Alangkah sukarnya
masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Ayat 25. Lebih mudah
seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.
Ayat 26. Jika
demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?
Kata Yesus, bagi manusia
hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu
adalah mungkin bagi Allah.
Pertanyaan Murid (Petrus) Kepada
Yesus.
Ayat 28. Kata Petrus
kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau!
Ayat 29. Jawab Yesus:
Sesungguhnya setiap orang yang karena Aku (Yesus) dank arena Injil meninggalkan
rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, ibunya atau bapanya,
anak-anaknya atau ladangnya, orang itu sekarang pada masa ini juga akan
menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara
perempuan, ibu, anak dan lading, sekalipun disertai berbagai penganiayaan, dan
pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal.
Ayat 31. Tetapi banyak
orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi
terdahulu.
Analisis/Memahami makna tema dalam format pertanyaan orang kaya dan jawaban Yesus
Siapa yang bertanya dan apa pokok pertanyaannya
Matius memberi
informasi kepada para pembaca
tentang siapa gerangan orang yang bertanya. Orang yang bertanya adalah seorang
yang berlari-lari mendapatkan Yesus dan sambil berlutut dihadapan Yesus (Mark.
10:17). Dalam ayat 22 kita mendapat kepastian bahwa orang itu adalah orang yang
banyak hartanya (10:22)
Lukas memberi informasi bahwa orang yang bertanya itu adalah
seorang pemimpin (Luk. 18:18), Lukas melanjutkan lagi dengan keterangan bahwa
pemimpin yang bertanya kepada Yesus itu
adalah orang yang sangat kaya (Luk. 18:23).
Pokok Pertanyaan:
Guru yang baik, “apa yang harus aku perbuat untuk memperoleh
hidup yang kekal? (ayat 17)
Jawaban Yesus
Pertama, Yesus mulai dengan sapaan “ yang baik”
yang ditujukan pada Yesus. Mengapa kau
katakana Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain dari pada Allah saja (ayat.
18). Disini Yesus hendak menegaskan kepada seorang pemimpin yang kaya itu bahwa
Yesus tidak hanya seorang Guru tetapi lebih dari itu Dia adalah Allah itu
sendiri. Segala yang baik itu hanya berasal dari Allah.
Kedua, terhadap pertanyaan: apa yang harus
kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?. Yesus mulai dengan jawaban
berdasarkan hukum Taurat, yaitu Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah:
Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi
dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu.
Jawab orang kaya itu. Guru semuanya itu telah kuturuti sejak masa
mudaku.
Jawab Yesus: Hanya satu lagi kekuranganmu:
pergilah, juallah apa yang kau miliki dan berikanlah itu kepada orang-orang
miskin, maka engkau akan beroleh harta di
Sorga, kemudian datanglah ke mari
dan ikutlah Aku.
Nasehat Yesus kepada murid-murid-Nya (ayat 23):
Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk dalam kerajaan Allah (salah satunya
mengikuti Yesus).
Kisah pertemuan Yesus dengan pemuda yang kaya, yang
karena kekayaannya tidak dapat mengambil keputusan mengikuti Yesus, disambung dengan bahaya
kekayaan (ayat 23-27), dan berkat yang terletak dalam perbuatan mengikuti Yesus
(ayat 28 – 31).
Namun harus kita ingat bahwa cerita pemuda yang
kaya ini dianggap sebagai penolakan kekayaan secara umum. Namun kisah ini dapat
dibaca sebagai bahan bukti kebenaran ini: kekayaan dapat mempersulit iktiar
mengikuti Yesus. Hal mengikut Yesus itulah yang menjadi perkara pokok dalam
bacaan ini.
Jadi tentang hidup kekal yang ditanyakan oleh
pemimpin kaya ini tidak diwarisi/menerima karena perbuatannya tetapi
mewarisinya dari Allah berdasarkan rahmat (kasih karunia). Menerima hidup kekal
bersama dengan Yesus.
Apa maknanya bagi kita
1.
Mewarisi perbutan baik sebagai
bagian dari bukti keselamatan yang sudah kita terima (mendapat harta di sorga)
(ayat 21 – berikanlah itu kepada orang miskin)
2.
Mewarisi mengikut Yesus walaupun disertai dengan berbagai kesusahan
(ayat 21)
Ada yang karena kekayaan meninggalkan Yesus di Kantor, di Perusahan dll
3.
Mewarisi kepastian keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus ditengah-tengah
kehidupan bersama komunitas lain (ayat 26- 27)
4.
Mewarisi kewaspadaan akan bahaya
kekayaan (ayat 23).
Mewarisi Kekayaan Sorgawi sebagai Pengharapan Gereja
Reviewed by Yonas Muanley
on
12:44 AM
Rating:
Post a Comment